Thursday, July 26, 2012

Apa sih Autisme itu?





Kebanyakan dari anak penyandang autis itu: 


Walaupun tidak bisu, tapi terlambat "berbicara", 
Walaupun tidak tuli, tapi tidak biasa "mendengar", 
Walaupun tidak suka bertatap mata, tapi tetap "melihat", 

Yang pasti autisme itu bukan penyakit, tapi berupa "gangguan perkembangan".   
Autisme atau biasa disebut ASD (Autistic Spectrum Disorder) adalah gangguan 
perkembangan fungsi otak yang komplex dan sangat bervariasi (spektrum). 
Biasanya gangguan perkembangan ini meliputi cara berkomunikasi, ber-interaksi 
sosial dan kemampuan ber-imajinasi. Dari data para  ahli diketahui penyandang 
ASD anak lelaki lebih banyak (empat kali lebih banyak) dibanding penyandang 
ASD anak perempuan.  
Sengaja saya sebut sebagai "penyandang" bukan "penderita" karena memang 
Autisme dipercaya adalah bukan suatu penyakit seperti penyakit flu, pusing atau 
sejenisnya yang bisa dengan mudah sembuh dengan obat tertentu. 
  
Secara sekilas, penyandang autis bisa terlihat seperti anak dengan 
keterbelakangan mental.  Tapi sebenarnya sangat berbeda. Diagnosa yang akurat 
dapat membantu para dokter/ahli menentukan terapi apa yang tepat.  Selain itu 
perlu diketahui bahwa Autis itu adalah Spektrum Autis.  Karena "spektrum" 
maka  jenis/ciri penyandang autis itu ada banyak, untuk gampangnya sering 
orang menyebutnya sebagai autis yang "sangat berat", "berat", "agak berat", 
"ringan", "agak ringan", dan "sangat ringan"......  

Walaupun sebenarnya banyak 
ahli mengatakan bahwa penggunaan istilah berat/parah dan ringan/tidak parah 
bisa menyesatkan.  Istilah berat/parah tentu akan membuat orang tua merasa 
frustrasi dan sebaliknya jika dikatakan ringan, maka orang tua akan merasa 
senang dan lengah serta berhenti berusaha karena merasa anaknya akan sembuh sendiri


Seperti apa sih ciri-ciri anak autis itu? 

Sejak lahir sampai umur 24 - 30 bulan anak-anak penyandang autis umumnya 
terlihat normal.  Setelah itu orang tua akan melihat adanya keterlambatan 
berbicara dan keanehan dalam berinter-aksi dengan teman2nya.  Suka dengan 
benda2 yang berputar, tidak bisa memainkan mainan dengan benar.  Sebenarnya 
Autisme adalah kombinasi dari beberapa kelainan perkembangan otak.  Ada 
beberapa kelainan yang paling menonjol dari anak autis : 

1. Komunikasi: Kemampuan berbahasa anak umumnya mengalami 
keterlambatan atau sama sekali tidak bisa berbicara.  Kalau pun bisa 
berbicara, seringkali tidak bisa menggunakan kata-kata dengan benar 
atau dengan arti yang lazim digunakan.   

2. Bersosialisai (berteman): Sulit berteman, dalam arti tidak bisa melakukan 
inter-aksi seperti layaknya anak-anak dengan teman sebaya.  Lebih suka 
sendiri. 

3. Indra: Sangat sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, 
penciuman, dan rasa (lidah) mulai dari yang ringan sampai yang berat. 

4. Bermain: Tidak spontan/reflek dan tidak dapat berimajinasi dalam 
bermain.  

5. Perilaku: Ada yang sangat pasif (pendiam) tapi ada juga yang sangat aktif 
(hyperaktif).  Kadang2 marah tanpa alasan yang masuk akal (tantrum).  
Sangat menaruh perhatian pada satu benda yang disukai (obsesi).  Dapat 
sangat agresif pada orang lain atau dirinya sendiri.  Sangat suka rutinitas 
dan akan sulit untuk merubah kegiatan rutin anak-anak autis. 


Apa sih penyebabnya? 

Sampai saat ini, belum ada yang dapat menyimpulkan penyebab pastinya.  Para Ahli 
masih terus dalam tahap menyelidiki apakah penyebab yang sebenarnya ada
yang menyebutkan bahwa autisme disebabkan oleh kombinasi makanan yang salah 
atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun (logam berat) yang 
mengakibatkan kerusakan pada usus besar.  Ada juga  beberapa ahli yang 
menyebutkan penyebab autis adalah Genetik (heriditer), teori kelebihan Opioid, 
teori Gluten-Casein (celiac), teori Zat darah penyerang kuman ke Myelin Protein 
Basis dasar, teori infeksi karena virus Vaksinasi (MMR dan Thimerosal/bahan 
pengawet dari merkuri), teori Sekretin, teori kelainan saluran cerna (Leaky Gut), 
teori paparan Aspartame, teori kekurangan Vitamin,  mineral nutrisi tertentu dan 
teori orphanin Protein. Karena banyak faktor yang dicurigai maka para ahli 
menyebutkan sebagai multifaktoral (banyak faktor). 

Gimana sih cara penanganannya?



Terapi dan stimulasi mana yang paling tepat? Pada kenyataannya tiap individu 
autis adalah unik dan berbeda (tidak ada yang persis sama antara satu dengan 
lainnya).  Oleh karena itu terapi juga harus bersifat individual dan disesuaikan 
dengan umur, fase perkembangan dan gejala yang ditemukan.  Kata seorang 
dokter anak terkenal: "tidak ada metode yang 100% paling baik untuk semua 
anak".  Para terapis yang menggunakan berbagai metode berlainan harus bekerja 
sama dengan baik.  Bila kasus tidak mengalami kemajuan dengan satu metode 
terapi, harus dilakukan terapi kombinasi atau dicari cara terapi lain. Contoh 
terapi-terapi yang biasa diberikan adalah Terapi ABA (Applied Behaviour 
Analysis), SI/OT (Sensory Integration/Occupational  Therapy), BT (Biomedical 
Treatment), Floortime-DIR Treatment, RDI, dan masih banyak lagi. 
  
Itu dari segi terapi, dan bagaimana dengan obat-obatan? Karena penyebab autis 
belum diketahui dengan pasti, maka obat biasanya hanya ditujukan untuk 
menghilangkan gejala yang sangat mengganggu, misalnya hyperaktif atau selfinjurious yang sangat berbahaya karena anak mencoba melakukan hal yang 
menyakiti atau merusak diri sendiri dengan membenturkan kepala ke 
tembok/lantai.  Tapi itu pun harus atas petunjuk dokter.   






Yang perlu diperhatikan 


1. Khusus dalam penanganan autis ini, kerja sama antara dokter, terapis, 
dan orang tua sangat penting demi kemajuan anak.   
2. Diagnosa dini dan peran aktif orang tua dapat mempermudah penanganan 
anak penyandang autisme.








No comments:

Post a Comment